DALUNG (26/01/2020) – Malam Siwaratri di Desa Adat Dalung diisi dengan Pentas Budaya yang menampilkan tari-tarian dari masing-masing Banjar Adat di Desa Adat Dalung dengan mengusung tema “Pentas Seni Budaya Desa Adat Dalung Pinaka Pamikukuh Ngajegang Sesana, Adat Lan Agama Hindu Saha Nyuksamayang Smerti Ciwaratri Ring Angga Sarira Druwene”. Kegiatan ini dilaksanakan di wantilan Pura Dalem Desa Adat Dalung dari pukul 18.00 WITA. Antusiasme para masyarakat terlihat dari banyaknya masyarakat yang turut hadir meramaikan acara tersebut, tak terkecuali Ibu-ibu PKK Banjar Kaja yang menampilkan kebolehannya menari tari Belibis.
Tari Belibis adalah tari kreasi baru dari Bali yang masuk dalam kategori tari kelompok, karena melibatkan lebih dari tiga orang penari. Oleh karena itu tari ini lebih difungsikan sebagai hiburan, maka lebih menitikberatkan segi artistik, koreografi, serta disajikan dengan tema dan tujuan yang jelas. Seperti diwakili oleh namanya, tari ini adalah sebuah penggambaran dari keindahan dan kecantikan sekelompok burung belibis yang sedang menikmati alam sekitar. Adapun temanya mengambil cerita Angklingdharma, mengenai kutukan terhadap raja Angklingdharma oleh istrinya yang sakti. Kisah yang ada dalam cerita Tantri tersebut, menyebutkan bahwa sang raja dikutuk menjadi seekor burung belibis. Dikisahkan, raja Angklingdharma yang telah berubah menjadi burung belibis tersebut, kemudian mengembara dan bertemu sekelompok burung belibis lain. Merasa tertarik dengan suasana canda dan keriangan yang ada, ia pun berusaha bergabung agar diterima menjadi bagian dari kelompok tersebut. Seni tari ini lahir ditahun 1984, koreografinya digarap oleh N.L.N Swasti Wijaya Bandem, sementara iringan musiknya diciptakan oleh I Nyoman Windha.
Terlihat dalam penampilan di Wantilan Pura Dalem Desa Adat Dalung Ibu-ibu PKK dari banjar Kaja ini sangat gemulai dalam menarikan tari Belibis ini, Kelian Dinas Banjar Kaja, I Made Oka Sudana mengatakan untuk dibanjar Kaja para penari terdiri dari 7 orang ibu-ibu PKK dan pemilihan tari ini dipilih karena dari setiap banjar yang pentas tarian yang ditampilkan harus berbeda, pemilihan tari ini juga di dukung gerakan tari yang menampilkan kelincahan. Ibu – ibu PKK di banjar Kaja dalam berlatih sampai hari H selama kurang lebih 40 hari setelahnya itu gladi dan pentas.
“melalui Pentas Seni dan Budaya yang di programkan oleh Desa Adat Dalung dalam perayaaan Siwaratri ini selain seni tari, unsur pelestarian budaya yang lain juga dilibatkan, saya berharap program ini diprogramkan dari juah-jauh hari, selain seni tari melibatkan seni-seni yang lainnya juga karena harus seimbang, melibatkan generasi muda karena setiap orang punya potensi dan harus diregenerasi, juga diperkuat sejak dini”. Pungkasnya. (KIMDLG-002).